Jembatan Penghubung Dua Kecamatan di Kab. Tangerang Macet Total dan Mengerikan

TANGERANG, – Jembatan Kali Baru adalah jembatan yang menghubungkan antara Kecamatan Teluk Naga dan Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Jembatan yang sempat viral karna rusak akibat termakan usia itu, kini kondisinya makin sangat mengerikan, sehingga untuk para pengguna yang melintasi jembatan tersebut di atur secara ketat, baik untuk pengendara roda
dua (R2) maupun roda 4 (R4), akibat nya kemacetan pun tak ter,elakan. Meski kondisi jembatan sangat memprihatinkan, namun
lalu lalang kendaraan roda 2 dan roda 4 tak bisa ter,elakan karena jembatan tersebut sangat vital bagi pengguna yang akan
berangkat dari dua arah yakni Kec. Pakuhaji menuju ke Kec. Teluk Naga. Secara umum kemacetan terjadi pada pukul 06.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB kegiatan masyarakat sedang ramai ramainya.
Pantauan awak SuaraMedia.id di lapangan Senin (18/03/24) kondisi jembatan tsb sangat mengerikan, namun masih tetap di gunakan karena jembatan yang terletak di wilayah Kec. Teluk Naga tersebut sangat vital untuk aktifitas dari Kec.Pakuhaji, menuju Kec.Teluk Naga dan sebaliknya Bagi warga pribumi yang tahu mencari jalan alternatif pengendara roda 2 (R2) memilih jalur penyebrangan via perahu atau yang
lebih di kenal dengan sebutan Eretan Kp. Kajangan, Desa Kali Baru, Kec. Teluk Naga, Kab. Tangerang, Banten.
Saat awak SuaraMedia.id, berada di lokasi, salah se orang warga setempat mengatakan, “Jembatan kali baru diatur sangat ketat, karena sudah di pasang pembatas untuk roda 2 (R2) dan roda 4 (R4) yang melintas di atur dengan ketat, yang melintas di jembatan tersebut, karna jembatan memang sudah sangat mengerikan ” terangnya. ” Iya Bang, belum lama ini sempat viral jembatan tersebut sudah retak karena sudah terlalu lama usianya begitu lampau, makanya
para pengguna jalan lebih memilih melintas pake perahu atau Eretan yang tidak jauh dari jembatan itu jelasnya.

Sisi lain, adanya kemacetan akibat jembatan yang sudah sangat mengerikan tsb, ada efek positif nya bagi penambang perahu
eretan desa setempat, seperti Amang sehari harinya banyak di tunggu oleh para penumpang yang akan menyebrangi perahu eretan tersebut yang ingin mempercepat waktu beraktivitas.

“Saya juga narik perahu tetap saja pakai aturan, walaupun penyebrang banyak, namun muatan tetap saya batasi, karna kalau terlalu banyak muatan, saya hawatir juga takut hal hal yang tidak di inginkan (musibah) terjadi, makanya saat di atas perahu saya selalu merhatiin penyebrang tuturnya.

Lanjut Amang, untuk ongkos menyebrang yang saya terima hanya Rp.2000 saja/orang nya, kalau ada yang ngasih Rp.3000 dan
bahkan ada yang ngasih Rp.4000 ya Alhamdulilah ada tambahan Rezki jelasnya.
Ditempat yang sama Ahmad, saat berbincang dengan awak Suaramedia.id mengatakan, kalau begini terus saya kebingungan
untuk mengejar waktu sampai ketempat saya kerja, sedangkan saya harus sampai ketempat kerja pukul 7 pagi, sedangkan lewat
jembatan Pukul 6 pagi saja sudah macet, bahkan lewat eretan saja ga bisa di percepat. Mudah mudahan Pemerintah bisa
secepatnya memperbaiki, kasihan melihat orang setiap pagi macet terus terusan harapnya.
(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *